Pages

Tuesday, June 30, 2009

Selingkuh secara Emosional

KOMPAS.com — "Kuhidup dengan siapa. Ku tak tau kau siapa. Kau kekasihku, tapi Orang lain bagiku. Kau dengan dirimu saja. Kau dengan duniamu saja. Teruskanlah. Teruskanlah. Kau begitu" – Agnes Monica, lirik lagu "Teruskanlah".

Pernahkah Anda merasa seperti lagu Agnes Monica tersebut? Ketika Anda merasa bahwa suami secara fisik ada di sisi, namun pikirannya entah di mana. Anda mulai curiga, namun ia tetap mengelak bahwa ia berselingkuh dengan orang lain. Tak ada bukti. Namun, ia tetap terasa jauh dari Anda.

Umumnya, mereka yang berselingkuh secara emosional tak mau membagi aspek hidup mereka kepada pasangan hidupnya. Mereka tak mau membagi emosi mereka. Cenderung tak mau melewatkan waktu bersama pasangan hidupnya, dan sering menghabiskan waktu bersama dengan teman-teman spesialnya. Jika mereka membicarakan tentang ‘persahabatannya’ bersama orang spesial, mata mereka seperti berbinar. Orang ketiga ini seperti sangat spesial, unik, dan mengerti dirinya.

Sikapnya berubah
Jika Anda memiliki kesempatan untuk bisa melihat bagaimana pasangan Anda bersama orang yang Anda curigai, biasanya mereka akan memiliki kontak fisik. Bukan dalam artian erotis, melainkan koneksi fisik yang tak kentara. Misal, mata lebih berbinar, pupil membesar, atau intonasi suara yang berfluktuasi.

Ada pula kemungkinan, ketika pasangan Anda mulai semakin dekat dengan orang ketiga, ia akan mulai membandingkan Anda dan orang itu. Sepertinya orang ketiga itu selalu benar, sementara Anda, pasangan hidupnya, selalu salah. Tak jarang malah pasangan Anda akan menyalahkan Anda atas apa yang terjadi. Ini bisa jadi karena pasangan Anda mencari kambing hitam, memberinya alasan untuk menjustifikasi perselingkuhan emosionalnya.

Karena perselingkuhan psikis semacam ini bisa mencetuskan sebuah kerusakan terhadap hubungan suami-istri, Anda akan makin melihat adanya penghindaran dari dirinya. Tak heran jika ia menghindar, mencari kegiatan lain, misalnya jadi menghabiskan banyak waktu di depan komputer, pulang telat, dan lainnya. Hal itu semata-mata agar mereka bisa menghabiskan waktu lebih lama dengan orang yang ia senangi.

Mengapa?
Seseorang bisa mengalami perselingkuhan psikis atau emosional di usia berapa pun, bisa saja terjadi pada pasangan yang baru menikah, bahkan pasangan yang sudah sekian puluh tahun menikah. Komitmen adalah kuncinya. Memang ada yang namanya krisis paruh baya, yakni sebuah pencarian jati diri yang terjadi di usia paruh baya. Saat ini, seseorang sering mencari sesuatu yang lebih dalam hidup, yang bisa saja berarti mencari seseorang yang baru, namun bisa juga dengan mencari karier atau hobi baru. Adapun perselingkuhan emosional adalah ketika seseorang mencari orang baru agar ia bisa mencari pengalaman emosional yang sama sekali baru.

Perselingkuhan emosional vs seksual
Perselingkuhan fisik menyangkut orang yang berhubungan dengan pihak lain dalam lingkup erotik. Mereka bisa saja memiliki perasaan sayang terhadap satu dan yang lainnya, namun bukan itu yang mendorong mereka berhubungan. Perselingkuhan fisik lebih bersifat nyata, sementara perselingkuhan psikis cenderung tak kentara. Butuh lebih banyak waktu untuk mengumpulkan bukti-buktinya, dan lebih mudah untuk disangkal.

Ada tiga perbedaan utama dalam persahabatan dan perselingkuhan emosional. Persahabatan selalu terbatas dalam keberadaannya. Persahabatan tak selalu melindungi, sementara hubungan bersifat meliputi dan melindungi. Persahabatan biasanya tidak membuat sebuah pernikahan kehilangan energi. Justru persahabatan membantu pernikahan temannya berlangsung baik. Persahabatan tidak mengandung ancaman, sementara perselingkuhan emosional menguras tenaga. Persahabatan tidak akan menyebabkan perceraian.

Pernahkah Anda menonton serial House? Suatu ketika tokoh House, seorang dokter yang sulit dimengerti, cemburu dengan sahabatnya, Wilson, yang baru saja memiliki hubungan asmara dengan Amber. House membuat segala cara agar Wilson bisa menghabiskan waktu dengannya. Sedikit demi sedikit, House mencuri waktu Wilson dan Amber. Perselingkuhan emosional semacam ini tak jarang terjadi dengan orang yang berkelamin sama, meski mereka sebenarnya bukan berpacaran. Ketika ini terjadi, sebaiknya Anda bertanya kepada diri sendiri, apakah apa yang saya lakukan ini baik atau buruk dampaknya bagi pernikahan saya? Apalagi jika pasangan Anda sampai berkata, “Saya cemburu kamu menghabiskan waktu lebih banyak dengan mereka dibandingkan dengan saya.”

Seseorang yang sedang menjalani perselingkuhan emosional tak jarang tak mengetahui bahwa dirinya sedang melakukan hal tersebut. Tak ada yang bisa tahu, apakah perselingkuhan semacam ini terjadi dalam waktu cepat dan akan berakhir cepat atau sebaliknya. Tak jarang pula hubungan ini bisa berlangsung bertahun-tahun, bahkan berpuluh-puluh tahun.

Tanda-tanda berselingkuh secara emosional
Berikut adalah tanda-tanda jika Anda berselingkuh emosional; Anda akan lebih memilih makan siang/malam dengan orang yang bukan pasangan Anda. Kadang sahabat Anda (pria atau wanita) bisa membaca isi pikiran Anda. “Teman” Anda tersebut lebih bisa memenuhi kebutuhan emosional Anda ketimbang pasangan Anda. Rasanya hampa, sepi, dan merana ketika Anda tak bisa menghubungi “sahabat” Anda itu.

No comments:

Post a Comment